Dasar - Dasar Mixing di Dunia Rekaman


Multitrack Recording


MIXING ROOM

Ruangan yang tidak bergema, biasanya menjadi pilihan dari para mixing-engineer yang cukup berpengalaman. Tentunya ruangan mixing yang nyaman, indah, rapi, berbau harum, cukup lega, akan menjadi favorit. Yang tidak kalah pentingnya adalah tingkat kekerasan"ground noise" yang relatif rendah, sehingga monitoring level bisa tetap dipertahankan di sekitar 80dB dengan permainan dinamika kekerasan yang cukup lebar. Pemilihan Iokasi dan perencanaan tata ruang mixing yang baik, tentunya akan sangat mempengaruhi dimana posisi speaker monitor nantinya akan ditempatkan, sehingga efek standing wave, comb filtering, slap echo, dan sebagainya dapat diminimalkan, tanpa perlu menggunakan banyak material seperti difuser, absorber, bass trap, dan lain-lain. 

SPEAKER MONITOR

Speaker yang mempunyai respon frekuensi yang "flat" adalah syarat mutlak untuk seorang mixing engineer profesional dalam meramu track—track yang biasanya masih "mentah" alias berbunyi sesuai dengan aslinya. Posisi kursi sang pe-mixing ini adalah satu-satunya posisi dimana bunyi yang keluar dari kedua speaker monitor berbunyi maksimal. Artinya: tidak pernah terjadi seorang operator mixing berada di lain tempat selain di HOT SPOT, yaitu tepat di tengah kedua speaker monitor, kemanapun dia pergi, pasti kembali lagi ke posisinya.

LAMA WAKTU MIXING

Telinga manusia dapat bertahan mendengar bunyi dengan kekerasan 80dB selama maksimal 8 jam. Artinya, setelah sekian lama kita berada di posisi mixing, telinga kita akan terasa lelah. Jika kita paksakan untuk terus mendengar, maka yang terjadi adalah response telinga kita akan berubah. Yang tadinya terasa enak didengar menjadi tidak enak dan mungkin juga sebaliknya. Karena itu, waktu yang diperlukan untuk mixing adalah sangat variatif tergantung dari tingkat kesulitan material yang akan kita mix. Akan tetapi tentunya kita perlu istirahat yang cukup, sebelum kita memulai lagi untuk mendengar dengan baik. Hal inilah salah satu penyebab hasil mixing di Indonesia biasanya berbeda dengan hasil mixing dari luar negeri.waktu untuk me-mix-nya kurang. 

PROSES MIXING

Yang paling mengetahui bagaimana seharusnya sebuah karya musik harus terdengar adalah sang pembuatnya, si perancangnya, sang music director-nya. Orang inilah yang sebenarnya berhak untuk memutuskan bunyi gitarnya harus seperti apa, bunyi snare drumnya harus tajam, bunyi bass gitarnya harus gendut, bunyi vokalnya harus renyah, bunyi biolanya harus tidak pakai reverb, dan sebagainya kecuali akhirnya dia menyerah dan menyerahkan kekuasaan penuh pada sang mixing-engineer untuk memutuskan yang terbaik bagi karya musik tersebut. Artinya: sang mixing-engineer sekarang juga menjadi musisi, 

TAHAPAN MUSIK POP 

Biasanya, track-track drum kita gabungkan dengan bass gitar hingga kedua instrumen ini terdengar "kawin". Setelah itu baru kita buka track pengiring utamanya (biasanya berupa gitar atau piano/ piano elektrik). Dengarkan dengan baik, apakah ada yang perlu di-EQ, di- Pan, agar ketiga instrumen ini terdengar lebih tercampur dengan baik? Jika pengiring utama kita ini sudah terdengar baik, baru kita buka track vokalnya. Dengarkan lagi dengan lebih teliti, apakah ada yang perlu dimodifikasi Tentunya semakin banyak track yang terbuka, akan semakin sulit untuk me-mix-nya (first rule). Setelah band Pop ini sudah jadi satu, baru kita pikirkan tentang efek ruangnya. Mulailah dari yang natural. Setelah nuansa ruangnya sudah dapat, baru kita tambahkan track pengiring tambahannya yang lain. Terakhir, baru kita pikirkan spesial efeknya.

Subscribe to receive free email updates: